Studi Observasi Meteorologi : Survei Terkini Kondisi Petani di Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kab. Bandung

Retno Kurnia Widyaningsih
2 min readDec 21, 2021

--

Tempo waktu di akhir bulan Oktober lalu, Himpunan Mahasiswa Agrometeorologi IPB University melakukan Studi Observasi Meteorologi di Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Berbagai macam kegiatan telah dilakukan, salah satunya Survei Terkini Kondisi Petani dengan berdialog langsung dengan berbagai macam petani.

Dokumentasi dengan para petani

Komoditas unggulan dalam subsektor perkebunan yang menjadi primadona bagi pembisnis, yaitu kopi. Desa Pulosari Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung menjadi salah satu sentra pengembangan tanaman kopi arabika. Kondisi alam yang strategis pun mendukung tanaman kopi tumbuh disana, yaitu terletak di perbukitan dan suhu yang relatif sejuk.

Salah seorang petani, Pak Dodo, sejak tahun 2001 hingga saat ini masih telaten dalam mengelola tanaman kopi arabika. Kemudian, tahun 2003 beliau menjalin Kerjasama dengan Kementrian Pertanian. Saat ini, beliau menjabat sebagai Ketua Tani Hutan dengan 170 anggota serta mengelola Kawasan hutan agroforestry seluas 160 ha. Dikarenakan anggotanya yang termasuk petani kelas menengah kebawah, belum ada alokasi dana pupuk untuk meningkatkan produksi kopi. Adapula, Pak Nus, petani kopi lainnya, yang mengelola kopi dengan pupuk kendang telah merasakan perkembangan yang cukup signifikan, yaitu dalam satu pohon panen kopi mencapai 30 kg. Jika tidak memakai pupuk, satu pohon hanya berkisar antara tiga sampai lima kilo saja. Biasanya panen raya dari bulan Mei hingga Juli menghasilkan 7 ton kopi. Kondisi panen raya tersebut tidak selamanya mulus. Keduanya sama-sama mengatakan bahwa kemarau yang tidak mencapai tiga sampai empat bulan akan menurunkan kualitas kopi, karena hujan yang terjadi secara terus-menerus akan merontokkan bunga dan buah kopi. Selain itu, hama wereng pun dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kopi.

Selain tanaman kopi, tanaman holtikultura pun menjadi komoditas yang ada di Desa Pulosari, yaitu tomat, jagung, pakcoy, dan kentang. Berdasarkan informasi yang didapat langsung dari petani, yaitu Pak Ueb dan Pak Endang, selain kopi, tanaman holtikultura juga banyak dibudidayakan. Hasil produksi satu kali panen dapat mencapai 7 ton. Sementara dalam satu tahun dapat panen sebanyak dua kali, yaitu saat musim hujan dan kemarau. Perbedaannya terletak pada irigasi, saat kemarau harus menggunakan alat untuk menyedot air guna menyiram tanaman. Sementara, jika musim hujan yang terlalu ekstrem dapat menimbulkan tanaman yang daun ataupun buahnya busuk. Mengingat satu tahun terakhir berada di kondisi pandemi, permintaan pasokan ke sejumlah pasar sempat menurun, ratusan ton hasil panen para petani sayuran di Pangalengan hampir tak terserap. Namun, seiring berjalannya waktu, platform media sosial WhatsApp menjadi media untuk meningkatkan kembali transaksi jual belinya.

--

--